Kepada Anakku

Kepada Anakku
Tanganku sibuk sepanjang hari, Aku tak punya banyak waktu luang
Bila kau ajak aku bermain, Kujawab, “Ibu tak sempat, Nak!”
Aku mencuci baju, menjahit, memasak semua untukmu
Tapi bila kau tunjukkan buku ceritamu atau mengajakku berbagi canda
Kujawab, “Sebentar, Sayang.”
Di malam hai kutidurkan kamu, Kudengarkan doamu, kupadamkan lampu
Lalu berjingkat meninggalkanmu
Kalau saja aku tinggal barang satu menit lagi Sebab hidup itu singkat
Tahun­-tahun bagai berlari, Bocah cilik tumbuh begitu cepat
Kamu tak lagi berada di sisi Ibu, Membisikkan rahasia­-rahasia kecilmu
Buku­-buku dongeng mu entah di mana, Tak ada lagi ajakan bermain
Tak ada cium selamat malam, Tak kudengar lagi doamu
Semua itu milik masa lalu
Tanganku dahulu sibuk, sekarang diam
Hari­-hari terasa panjang membentang
Kalau saja aku bisa kembali ke masa lalu
Menyambutmu hangat di sisiku
Memberimu waktu dari hatiku!

By : Gabriela Mistral (Children Winner of Nobel Prize for Poetry), tentang perasaan seorang ibu kepada anaknya.

Kita melakukan banyak kekeliruan dan kesalahan. Tapi kejahatan kita yang utama
adalah mengabaikan anak, menyepelekan mata air kehidupan. Banyak kebutuhan kita
dapat ditunda. Tapi anak tidak dapat menunggu. Kini saat tulang­ belulangnya dibentuk,
darahnya dibuat, dan nalurinya dikembangkan. Padanya kita tidak dapat menjawab
BESOK”, sebab ia dijuluki “HARI INI”. ~~ “Tujuan terpenting belajar adalah
bagaimana belajar.” – Luis Alberto Machado ~~

Alat Test Intelegensi...Benarkah Akurat ???.....

Kurang lebih saya mengamati beberapa sekolah SD selama setahun ini, terutama pada saat penerimaan sekolah baru . Tidak sedikit orangtua menginginkan anaknya masuk pada sekolah unggulan yang bisa di lihat kualitas dan kemampuan anak . tetapi..tidak mudah juga seorang anak untuk masuk kesekolah unggulan tersebut, karena banyak sekali rintangan yang perlu di hadapi, yaitu salah satunya intelegensi anak. Saya pernah menemukan sekolah unggulan yang hanya menerima anak dengan nilai IQ yang cukup tinggi dengan minimal nilai IQ 130 . wow...cukup fantastic bagi saya dengan nilai setinggi itu... mungkin anak yang tahu mengenai pengukuran test itu, bisa ogah-ogahan untuk menjalani test tersebut .
Oke...disini saya ingin sedikit mengemukakan informasi yang baru saya saring dari berbagai sudut pandang teori dan di kombain dengan kenyataan yang ada di masyarakat mengenai alat test intelegensi ini .
Bagi seorang yang duduk di fakultas psikologi khususnya, pasti mengenal alat test ini . Salah satunya hasil penemuan dari Alfred Binet (seorang pakar psikologi dari Perancis). Beliau mengembangkan sebuah percobaan pada anak yang membutuhkan perbaikan dalan hal pendidikan, kalau tidak salah baca itu terjadi pada abad ke 20 yach hehehe...
Lalu... dikembangkan kembali oleh Lewis Terman yang menempuh pendidikan di Universitas Stanford. Beliau mencoba untuk mempertimbangkan kembali mengenai norma populasi sampai alat test tersebut dapat dikenal dengan nama ”Standford-Binet”. Tetapi bapak Lewis tidak hanya berhenti disitu saja, melainkan mencoba untuk menggabungkan kembali pandangan psikolog William Stern mengenai angka kecerdasan intelegensi yaitu dengan usia mental seseorang. Yaitu dengan melakukan pengujian kecerdasan dengan dibagi usia kronologis seseorang dan hasilnya di baginya dikalikan kembali 100. tetapi anehnya.... test integensi ini telah menjadi ukuran standar kecerdasan walaupun terdapat perdebatan yang tak hentinya sampai saat ini.
Ada yang mengatakan bahwa ada keraguan pada test intelegensi cukup layak untuk mengukur serta meramalkan kinerja dan prestasi anak di sekolah, karena tes integensi hanya mengukur kemampuan orang mengerjakan dengan baik pada saat pengujian. Sebenarnya test intelegensi dapat mengukur kemampuan individu dengan soal linguistik, logis matematis dan beberapa tugas visual dan spasial.
Masukan bagi saya saat membaca rangkaian tulisan dari ibu Jana yaitu pada barisan pertanyaan seorang guru besar pendidikan Universitas di Harvard yaitu Prof Howard Gardner. Beliau bertanya ”bagaimana Bagaimana cara makhluk Mars yang mendarat di bumi mengetahui kecerdasan spesies manusia? Akankah dia berusaha untuk mengetahui IQ setiap manusia? Atau akankah dia tertarik pada manusia-manusia yang hebat sekali dalam bidang-bidang tertentu, misalnya grandmaster catur, dirijen orkestra, atau atlet renang juara dunia? ” Orang-orang menonjol ini tak diragukan lagi, dianggap sebagai orang-orang yang sangat cerdas. Lalu mnegapa metode yang digunakan untuk mengukur kecerdasan sering tidak berhasil mengidentifikasi mereka? Kenapa orang-orang dengan IQ di atas 140 bekerja pada orang dengan IQ 100?
lalu bapak Gardner mengemukakan teori barunya yang biasa disebut dengan teori multi kecerdasan. Beliau mengatakan, bahwa test intelegensi tidak dapat dianggap sebagai gambaran yang mutlak, sehingga sangat keliru jika seseorang yang menganggap test intelegensi adalah suatu identitas tunggal yang bisa diukur dengan tes menggunakan pensil dan kertas saja.
Suatu hal yang perlu direnungi bagi tiap insan yaitu bukanlah seberapa cerdas kah seseorang itu melainkan, bagaimana seseorang bisa menjadi cerdas dan lebih cerdas lagi. Kecerdasan sangat bervariatif tergantung konteks. Seperti halnya jika anda seorang pegawai kantoran yang sedang mengisi libur anda dengan mendaki, lalu anda kehabisan bahan makanan dan minuman, mungkin jka anda bertemu dengan pendaki ditengah jalan, anda akan diberitahu bagaimana agar dapat bertahan hingga sampai tujuan, dengan begitu para pendaki tersebut menjadi orang yang cerdas karena telah mengetahui dan memahami seluk beluk perjalanan tersebut. Dan bagaimana jika anda bertemu tukang kebun dan mengajaknya ke kantor anda dengan ruangan yang serba canggih dan anda memintanya mengerjakan pembukuan kantor anda, sehingga posisi tersebut akan berbeda hasilnya.
manusia hidup di dunia bukan hanya untuk bersenang-senang ataupun memuaskan diri semata, melainkan manusia hidup didunia untuk menjalankan tugas-tugasnya yang beragam jenis permasalahan dengan adanya kisah akhir yang penuh dengan hikmah dan nikmat yang perlu disyukuri oleh setiap umat-Nya.
Permasalahan yang dihadapi bisa kita selesaikan hal layaknya seorang pemain catur yang sedang melawan saingannya yang penuh dengan kehandalan strategi yang dimilikinya. Tetapi kita coba hadapi dengan tenang dalam melangkah sebagai antisipasinya dan berjalan penuh dengan kepastian dan menciptakan sebuah goal dengan adanya sebuah hasil karya yang tak lupa mengarah pada suatu teori ilmiah dan kenyataan yang berada di masyarakat.
Begitupun dengan bapak Gardner yang mencoba mengembangkan kembali teorinya dengan merangkum dari beragam gagasan yang telah siap saji yang dijabarkan dari neurobiologi yang di lengkapi dengan berbagai bidang psikologim filsafat, antropologi, sejarah dan sebagainya. Sehingga beliaupun mencoba menganalisis mengenai anak jenius, cedera otak, anak normal dan beragam lainnya.
Dan sampai saat ini beliau telah mengenalkan karyanya dalam bentuk sebuah buku yang berjudul Frames of Mind, dimana menawarkan sebuah penglihatan dan cara pandang alternatif terhadap kompetensi intelektual manusia. Dan secara garis besar tertuju pada 8 macam kecerdasan.
Ok teman blogger.... dengan informasi diatas, mungkin timbul sebuah gagasan dan pertanyaan yang terlintas di benak kalian...dengan pengutip pertanyaan ibu Jana ” Apakah hasil tes IQ merupakan indikator yang baik bagi kebahagiaan, keberhasilan ekonomi, keberhasilan dalam hubungan antar manusia, atau sukses dalam kehidupan?”
Yaitu jawabannya sama sekali tidak..... karena dunia semakin berkembang dan semakin modern dalam suatu hal apapun sehingga kemampuan linguistik dan logis matematis sangatlah penting bagi kita semua. Sehingga dengan begitu kita harus menggunakan seluruh kekuatan otak yang sudah kita miliki sampai saat ini
Salam Kreasi Anak

Perkembangan Otak Anak

Sudah hampir sebulan saya tidak menyapa teman blogger , tidak terasa bahwa lamanya tidak untuk berbagi informasi, itu membuat saya semakin bingung apa yang akan saya berikan nformasi pada teman blogger semua. Sangking banyaknya informasi yang perlu kita bagikan khususnya mengenai perkembangan anak untuk menghadapi masa depan mereka . Kalau kita berbicara perkembangan anak untuk masa depannya, apakah pernah terpikirkan dalam benak teman blogger untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki anak??.... yang menjadi pertanyaan saya adalah, apakah teman bloger sudah siap menghadapi era persaingan terhadap anak kita untuk masa depannya??....
Cukup meresahkan bahkan membingungkan bin mas du' (pusing)jika menerima pertanyaan tersebut sepertinya , sehingga tidak sedikit orangtua memiliki suatu hambatan dalam mendidik anaknya untuk menghadapi persoalan ini, karena banyak sekali persepsi yang cukup membuat orangtua terkecoh dalam menghadapi anaknya. Diantaranya adalah anak hanya suka menonton TV, anak malas, anak selalu mudah bosan, anak yang hiperaktif atau pun persepsi lainnya.
beberapa ahli banyak yang telah melakukan sebuah penelitian, bahwa otak anak dari usia 0-18 bulan mencapai 50% otak dewasa, begitu pula dengan anak yang berumur 6 tahun sudah mencapai 90%, bahkan jika anak sudah mencapai 12 tahun sudah sama dengan 100% otak orang dewasa, itulah yang dikemukakan para ahli mengenai pertumbuhan otak secara fisik.
Otak manusia menampung 100 juta informasi dengan seketika dan secepat mungkin, serta otak bisa memilah beberapa informasi yang dianggap penting dan hal yang tidak penting, dengan begitu otakpun dapat menampung 20.000 jilid buku . Sungguh luar biasa atas kekuasan yang maha pencipta dengan ketakjuban yang diberikan oleh-Nya
Tidak jarang juga, banyak sekali yang membahas mengenai intelektual terhadap perkembangan otak itu sendiri. Usia 0-4 tahun kemampuan otak anak bisa mencapai 50% untuk menampung segala informasi, usia 8 tahun bisa bertambah sehingga mencapai 80% dan mencapai puncak usia 18 tahun. Kalau teman blogger memperhatikan sebuah grafik, pada usia 0-4 tahun memiliki perkembangan yang sungguh luar biasa hingga mencapai 50%. Pada usia anak 8 tahun berkurang mencapai 30% dan seterusnya berkurang menjadi 20%. Hal itu menunjukkan bahwa semakin usia berkurang, maka daya serap pun semakin rendah. So....mulailah, manfaatkan tahun-tahun pertama anak dengan banyak stimulasi. Perkembangan intelektual itu sebenernya sangat tergantung dengan anda sendiri sebagai orangtua, bukan dari sapapun dan dari manapun, so...inget itu yach teman blogger hehehe......
Sering saya mendengar atau melihat bahkan mendapatkan pertanyaan dari sang bocah kecil mengenai pertanyaan yang diluar dugaan saya. Hal itu sebenarnya wajar, karena memang perkembangan daya serap otak usia 2-3 tahun, masa-masa mereka ingin tahu banyak sampai bertanya apapun pada orangtua mereka dan tidak jarang orangtua merasa bingung karena kewalahan untuk menjawab pertanyaan sang buah hatinya . Lalu...seperti apa jika teman blogger tidak bisa menjawab??..... sepertinya suatu hal yang menggelikan jika tidak bisa menjawab pertanyaan anak kecil .
tetapi sebenarnya, kunci dari jawaban mengenai pertayaan sang buah hati yaitu dengan menjawab pertanyaan mereka dengan jujur dan sesuai dengan apa adanya, sehingga orangtua tidak boleh kalah dengan menjawab pertanyaan tersebut dengan mencari beragam informasi dan tidak lepas dengan namanya belajar.
begitupun pada saat usia anak 3-4 tahun. Saat-saatnya mereka mengikuti apa yang dilakukan oleh orangtuanya, terutama dalam hal yang berhubungan dengan aktivitas pekerjaan orangtuanya. Jika ibunya seorang dokter gigi, maka sang anak suka jika bermain dan mengambil peran sebagai dokter gigi ataupun malah sering bertanya pada sang ibu mengenai yang berhubungan dengan gigi. Dengan begitu, kita bisa biarkan anak melakukan kreativitasnya sendiri sampai tidak merasa kehilangan masa anak kita, dengan begitupun dapat mengoptimalkan kecerdasannya sejak usia dini dengan mencari tahu mengenai tumbuh kembang otak anak.
Dengan informasi yang saya berikan, mungkin sedikit tambahan bagi temen-temen blogger yach. So....jangan hanya sekedar tahu dan mengerti saja...melainkan coba anda
PRAKTEKAN UNTUK SI BUAH HATI ANDA DIRUMAH. Salam Kreasi Anak......!!!